Pojokpost.com – Indeks Literasi Digital Nasional di tahun 2022 menunjukkan, pilar digital safety memiliki indeks terendah dibandingkan pilar lain, yaitu 3,12. Karenanya, penting melakukan upaya mendorong peningkatan indeks literasi digital khususnya pada sektor keamanan digital.
“Oleh karena itu, mari adik-adik mahasiswa baru menjadi garda terdepan untuk menjaga keamanan di dunia
digital. Tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga masyarakat,” ujar Direktur Pemberdayaan Informatika Kemkominfo, Boni Pudjianto, saat memberikan pembekalan literasi digital dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) UPN “Veteran” Yogyakarta Tahun 2023 di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Dikatakannta, saat ini masih banyak kejahatan yang terjadi di dunia digital. Tidak hanya pada sisi konten negatif, namun kejahatan digital modusnya pun semakin beragam.
“Kejahatan dunia digital ini sekarang marak dengan berbagai teknik. Dari yang sifatnya fisik, scamming bahkan social engineering. Jadi penting untuk kita berhati-hati,” tambahnya.
Oleh karena itu, setidaknya ada empat hal yang bisa dilakukan para mahasiswa untuk meningkatkan keamanan digital. Pertama, mereka perlu mengamankan perangkat digital yang digunakan.
“Yang paling sederhana adalah saat login ke perangkat digital yang adik-adik gunakan. Penting untuk menjaga akun secara rutin, mulai dari mengubah password secara rutin dan menghindari menggunakan satu password untuk semua akun,” tegasnya.
Yang kedua, lanjutnya, mengamankan identitas digital. Penting untuk menjaga data identitas yang dipakai di ruang digital agar tidak digunakan orang lain.
“Kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya akun anda dicuri, maka harus segera
lakukan upaya pengamanannya,” katanya.
Kemudian, para mahasiswa juga diminta untuk waspada terhadap berbagai modus penipuan di dunia digital. Serta mahasiswa diimbau untuk berhati-hati dengan rekam jejak digital.
“Selain jangan sampai terkena modus penipuan digital, adik-adik juga harus berhati-hati dalam mengunggah konten. Jangan yang mengandung hal negatif karena akan ada tuntutan hukumnya dan jejak digitalnya akan sulit dihapus,” ujarnya.
Juga waspada terhadap berbagai modus kejahatan digital, seperti pishing, scam, skimming, data forgery, dan sebagainya. Serta melakukan pengamanan agar tidak terkena modus tersebut.
“Penting untuk mengaktifkan two-factor authentication di perangkat kita untuk menghindari pishing. Lalu jangan mudah memberikan kode one-time password (OTP) kita ke orang lain serta jangan asal mengunduh aplikasi atau mengunjungi website yang tidak jelas untuk menghindari scam atau penipuan,” jelasnya.
Boni pun mengajak para mahasiswa untuk aktif melaporkan konten negatif maupun modus kejahatan yang mereka temukan di dunia digital. Menurutnya, hal itu juga termasuk salah satu cara untuk ikut menjaga
keamanan digital.
“Silakan adukan. Bisa melalui kanal yang Kominfo miliki, seperti aduankonten.id, aduannomor.id dan cekrekening.id,” pungkasnya.
Sementara itu Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta, M Irhas Effendi menyebut literasi digital ke mahasiswa baru tersebut merupakan langkah yang strategis. Pasalnya, mereka bisa menjadi agen untuk menyebarkan literasi digital ke masyarakat.
“Mahasiswa memang harus dibekali dengan literasi digital yang baik. Mereka bisa menjadi agen literasi digital karena mereka lah yang akan turun ke masyarakat melalui berbagai kegiatan akademik maupun sosial di kampus,” terangnya.